Pemerintah Jepang bersama Shutoken Gaikaku Housui Ro, atau Metropolitan Area Outer Underground Discharge Channel, telah merampungkan proyek penangkal banjir bernama G-Cans.
Proyek itu adalah pembuatan jalur air bawah tanah terbesar di dunia untuk melindungi kota Tokyo dan sekitarnya dari bencana banjir ketika musim hujan.
Sistem kerja saluran air ini adalah dengan menyalurkan air luapan banjir dari sungai-sungai ke sebuah terowongan air besar. Kemudian, air itu disimpan di tangki besar, lalu dipompa keluar ke Sungai Edogawa yang terletak di dataran rendah, di pinggiran ibu kota Jepang.
Dilansir Howitworksdaily, Senin 11 Februari 2013, pengerjaan proyek G-Cans dimulai sejak 1992, dan selesai 2009. Proyek yang memakan dana sekitar US$2 miliar, atau setara Rp19,3 triliun itu dikerjakan oleh pemerintah Jepang, dibantu Japan Institute of Wastewater Engineering Technology.
Hebatnya, proyek ini diklaim dapat menahan banjir hingga 200 tahun sekali.
Proyek penangkal banjir ini meliputi pembuatan lima pilar raksasa, terowongan bawah tanah sejauh 6,5 kilometer, tangki penyimpanan air, dan 78 pompa penyedot air.
Proyek diawali dengan pembuatan lima pilar berdiameter 32 meter dan ditanam di tanah dengan kedalaman mencapai 65 meter. Pilar ini diletakkan di beberapa sungai yang berfungsi mengatur keluar masuknya air dari sungai.
Kemudian, di bawah pilar-pilar itu dibangun terowongan berdiameter 10,6 meter, yang letaknya 50 meter di bawah tanah. Terowongan ini berfungsi untuk menyalurkan air ke sebuah tangki penyimpanan air raksasa yang disebut Underground Temple.
Struktur di dalam tangki raksasa itu cukup menakjubkan. Memiliki tinggi 25,4 meter dan panjang 177 meter, tangki memuat 59 pilar penahan dengan tinggi 20 meter, dan memiliki berat 500 ton.
Tangki penyimpanan inilah kunci dari penangkal banjir di Kota Tokyo. Di dalamnya terdapat 78 pompa air dan sebuah turbin bertenaga 14.000 tenaga kuda. Turbin dan pompa air ini yang memungkinkan 200 ton air disedot per detik dan memompanya keluar ke wilayah hulu yang lebih aman.
Uniknya, proyek terowongan bawah tanah ini akan kering atau tidak ada air pada musim kemarau. Untuk menambah "pemasukan," pemerintah Jepang membuatnya sebagai obyek wisata bagi masyarakat yang ingin melihat kemegahan terowongan bawah tanah.
Tokyo memang sering mengalami kerusakan akibat bencana banjir. Sebab, ibu kota tersebut dikelilingi oleh beberapa sungai, meliputi Sungai Oochi Kotone, Kuramatsu, Nagakawa, dan Arakawa. (art)
Sumber:
http://teknologi.news.viva.co.id
indonesia perlu banyak belajr tuh!! xD
BalasHapusZiarah balik ya!
http://lutfiezard.blogspot.com/
@Lutfie Zardiya bro...
BalasHapusmungkin ini merupakan salah satu contoh yang dapat digunakan untuk menangggulangi atau paling tidak meminimalisir banjir di jakarta